Beranda | Artikel
22 Kiat Sukses Membaca Kitab (Bag. 1)
Minggu, 22 Februari 2015

Banyak keluhan dari para penuntut ilmu, mengenai susahnya merekam faidah yang terdapat dalam kitab yang telah dia baca. Biasanya, satu kitab telah usai dibaca, namun faidah-faidah yang ia temui di dalam kitab, seperti lalu begitu saja.

Berangkat dari keluhan ini, penulis -dengan memohon taufik kepada Allah- berusaha berbagi sedikit tentang tips sukses membaca buku atau menela’ah kitab para ulama.Yang kami sajikan dari salah satu buah karya seorang ulama rabbani; Syaikh Abdulaziz Muhammad bin Abdullah As-Sadhan hafidhzohullah. Agar membaca menjadi lebih menyenangkan, dan benar-benar menjadi jendela ilmu.

Semoga bermanfaat…

Macam-Macam Model Membaca

Sebelum memulai pemaparan mengenai kiat-kiat membaca, alangkah baiknya bila kita mengenal terlebih dahulu mengenai macam membaca buku. Ternyata ada bermacam-macam modelnya. Ada jenis membaca yang serius, kemudian ada yang agak serius, ada yang santai. Apa gerangan?

Syaikh Abdulaziz bin Abdulloh Sadhan menyebutkan ada tiga jenis membaca buku:

  1. Qiro-ah dirosiyyaah (Membaca untuk tujuan belajar )
  2. Qiro-ah tarwihiyyah (Membaca untuk tujuan mengistirahatkan otak)
  3. Qiro-ah isthit laa’iyyah (Membaca untuk tujuan mengetahui sekilas isi buku)

Jenis yang pertama, adalah sasaran pokok dari aktivitas membaca. Yang kedua hanya sebagai sampingan; sekedar untuk menghilangkan kepenatan otak. Ini bisa dilakukan seperti dengan mebaca buku sastra atau kisah-kisah para ulama dll.

Para ulama kita dahulu menasehatkan,

“Seyogyanya bagi seorang penuntut ilmu  memiliki agenda khusus untuk menghilangkan kepenatan fikiran. Bisa dengan membaca buku-buku sastra, atau kisah-kisah valid perihal kehidupan para ulama misalnya”

Adapun jenis membaca yang ketiga, adalah membaca dengan sekilas, untuk sekedar mengetahui kandungan isi buku secara global. Seperti untuk membuat rensensi misalnya.

Setelah menyimak sedikit dari muqodimah ini, kita menjadi tahu, ternyata membaca tidak selamanya harus serius. Adakalanya manusia merasa penat dan butuh aktivitas lain untuk menghilangkan kebosanan. Ini manusiawi. Maka tak ada salahnya, Anda memilih mencoba membaca buku-buku perjalanan hidup para ulama, sastra, dlsb. Sehingga, aktivitas pengusir kebosanan Anda, juga merupakan aktivitas yang produktif dan bermanfaat. 

Kiat-Kiat Sukses Membaca Buku

Setelah kita menyimak muqodimah singkat di atas, sekarang mari kita masuk pada inti pembahasan dari serial tulisan kali ini;

” 22 kiat sukses membaca kitab.”

Kiat Pertama: Pilih waktu khusus untuk membaca buku.

Seorang penuntut ilmu harus memiliki waktu khusus untuk membaca buku. Pandai-pandailah mengatur waktu. Bila perlu buat jadwal. Agar teratur dan disiplin dalam menjalani aktivitas ini. Sehingga hasilnya pun maksimal.

Kemudian suatu hal yang perlu dicatat juga oleh para penuntut ilmu; mengingat posisi Anda saat ini sebagai pelajar, maka jadikanlah aktivitas menuntut ilmu sebagai agenda utama dan patokan dari agenda-agenda lainnya yang Anda jalani. Artinya bila ada agenda lain yang kebetulan bertabrakan dengan jadwal belajar Anda, maka jangan jadwal belajar Anda yang jadi korban. Akan tetapi, batalkan agenda yang bertabrakan tersebut. Tolaklah dengan baik. Jelaskan maksud Anda kepada kawan yang mengajak Anda sekedar untuk ngabuburit di warung kopi atau nobar pertandingan klub sepakbola. InsyaAllah dia bisa memaklumi. Bahkan bisa jadi, secara tidak disadari sikap Anda menyadarkan kawan Anda, akan berharganya waktu.

Kemudian berusahalah untuk komitmen terhadap jadwal Anda. Jangan jadikan membaca buku hanya untuk sampingan saja, artinya hanya saat-saat sempat saja. Bagi Anda yang sedang melalui jenjang menuntut ilmu, maka dahulukanlah menuntut ilmu dari agenda lainnya. Kecuali bila memang ada agenda yang mendesak dan tidak bisa diakhirkan.

Kedua: Memilih tempat yang cocok untuk membaca.

Pilihlah tempat yang cocok dan nyaman untuk membaca buku. Jangan biarkan ada hal-hal  yang bisa menganggu kenyamanan Anda saat membaca. Supaya Anda betah bergumul dengan buku dan bisa maksimal mengambil faidah dari buku yang Anda baca.

Ketiga: Bertanyalah kepada yang lebih senior sebelum memilih buku yang akan Anda baca.

Terkadang seorang pelajar membaca sebuah buku, tanpa ia sadari ternyata ada buku lain yang lebih ringkas, lebih mudah gaya bahasanya dan lebih cocok untuk jenjangnnya saat ini. Namun karena ketidaktahuannya, akhirnya dia memilih buku yang sebenarnya belum cocok untuk dibaca saat ini. Akhirnya banyak waktu yang terkorbankan, namun faidah yang didapat sedikit.

Misal dalam benak Anda ada beberapa buku yang rasanya ingin ditela’ah. Misal ada Syarah al-Arba’in NawawiSyarah Bulughul Marom, dan Minhajus Saalikin. Bingung nih mau mulai dari mana. Ya, jangan segan-segan untuk konsultasi terlebih dahulu kepada ustadz atau pelajar yang lebih senior. Supaya Anda mendapat arahan untuk membaca buku yang sesuai dengan tingkatan Anda saat ini.

Untuk kisi-kisi, dalam membaca, mulailah dari buku-buku yang membahas hal-hal dasar terlebih dahulu. Masalah rukun iman dan rukun islam misalnya. Barulah setelah itu lanjutkan pada buku-buku yang lebih rinci.

Keempat: Pilihlah buku yang kualitas cetakan terbaik.

Beberapa buku diterbitkan oleh banyak penerbit.  Sebagian penerbit kurang proposional. Sehingga didapati banyak kesalahan tulis, seperti sisipan-sisipan tambahan (yang mengubah keontetikan buku) dan paragraf-paragaraf atau beberapa halaman yang hilang. Hal-hal seperti ini akan bisa menimbulkan pemahaman yang keliru dari yang dimaksudkan oleh penulis. Dan tentu akan menyusahkan pembaca dalam memahami uraian-uraian yang terdapat buku tersebut dengan baik.

Seperti yang pernah penulis alami. Waktu itu penulis membeli buku syarah Akidah Thohawiyah, karya Ibnu Abil’iz al Hanafi rahimahullah. Terbitan salah satu penerbit Mesir. Saat dibaca, ternyata ada beberapa praragraf yang tidak nyambung. Setelah kami lihat pada cetakan versi penerbit lain, ternyata ada 4 lembar halaman yang hilang. Agar tidak terulang kembali, maka kami sarankan kepada kawan-kawan sekalian; yang dirahmati Allah, untuk lebih selektif dalam memilih cetakan buku dan bertanya terlebih dahulu kepada senior atau ustadz kalian.

Kelima: Mulailah membaca buku yang dasar dan ringkas terlebih dahulu.

Tabi’at para pemuda memiliki semangat yang tinggi. Biasanya semangat ini begitu terasa di awal-awal membaca buku. Tidak diragukan ini merupakan karunia yang harus disyukuri. Namun yang disayangkan, saking semangatnya, iapun memilih untuk membaca buku yang muthowwalat (tebal) atau rumit pembahasannya, tanpa membekali terlebih dahulu dengan buku-buku dasar.

Akhirnya, tak perlu lama ia membaca, rasa malas dan bosan untuk melanjutkan bacaan menghampirinya. Disebabkan karena kesulitan dalam memahami pemaparan yang ada dalam buku tersebut. Karena buku tersebut ditulis, bukan ditujukan untuk jenjangnnya. Jadi tidak mengherankan bila kemudian daya naralnya belum mampu menjangkau banyak pemaparan dalam kitab muthowwalat.  Kalaupun ada beberapa maklumat yang berhasil ia tangkap, itu hanya sebatas tsaqofah (wawasan), bukan ta’shil al-‘lm (pengetahuan yang kokoh).

Oleh karenanya, mulailah dari kitab-kitab dasar terlebih dahulu. Barulah setelah itu bertahap pada kitab-kitab selanjutnya. Karena perjalanan mencari ilmu ini panjang. Tidak bisa ilmu yang mulia ini diraih dengan cara instans begitu saja. Butuh kesungguhan dan tahapan-tahapan yang harus dilalui. Sampai ia bisa meraih puncak dari disiplin yang ia pelajari. Dengan pondasi ilmiyyah yang kuat. Para ulama kita menasehatkan,

من أراده عجلا تركه عجلا

“Barangsiapa menginginkan ilmu secara instans, maka ilmu akan pergi secara instan pula.”

ومن لم يتقن الأصول حرم الوصول

“Barangsiapa yang tidak memperkuat dasar keilmuannya, maka ia tidak akan bisa mencapai puncak ilmu.”

Bersambung ke artikel 22 Kiat Sukses Membaca Kitab (2)”

***

Catatan:
Kiat-kiat yang kami uraikan di atas dan pada serial tulisan selanjutnya, merupakan faidah yang kami dapatkan dari buku karya Syaikh Abdulaziz Muhammad bin Abdullah As-Sadhan, yang berjudul: Ya tholibal ‘ilmi kaifa tahfadh kaifa taqro’ kaifa tafham.” Terbitan Dar al-Atsariyyah, Mesir.

Jami’ah Islamiyah Madinah An-Nabawiyyah, 2 Jumadas Tsani 1436 H

Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Muslim.Or.Id

Indeks artikel:

  1. 22 Kiat Sukses Membaca Kitab (1)
  2. 22 Kiat Sukses Membaca Kitab (2)
  3. 22 Kiat Sukses Membaca Kitab (3)


Artikel asli: https://muslim.or.id/24647-22-kiat-sukses-membaca-buku-1.html